Kamis, 03 Januari 2008

Perpusnas Lestarikan Naskah Kuno dengan "E-library"

Sebanyak 10.000 naskah kuno yang disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta akan disalin ke dalam format digital. Cara ini dapat mencegah kerusakan naskah kuno yang sebagian besar rapuh.

Kepala Perpustakaan Nasional RI Dady P Rachmananta mengatakan, program perpustakaan digital atau e-library ini sudah dirancang sejak 2006. "Program ini permintaan dari pemerintah untuk merawat dan koleksi langka di perpustakaan," katanya.

Tahun 2008, menurut Dady, pemerintah mengalokasikan dana Rp 126 miliar untuk dua program utama, yaitu penyalinan naskah kuno dan bantuan perpustakaan daerah. "Perawatan naskah kuno amat penting karena kebanyakan ditulis di atas lembaran kayu atau daun lontar dikhawatirkan cepat rusak jika terlalu sering dibaca," katanya.

Menurut Dady, saat ini Perpustakaan Nasional sudah menyalin sebanyak 1.000 judul naskah kuno. Ia memperkirakan penyalinan untuk semua judul naskah kuno akan selesai tahun 2009.

"Dengan adanya naskah kuno dalam format digital, pembaca dapat mengakses melalui internet atau komputer yang tersedia di Perpustakaan Nasional tanpa harus memegang naskah aslinya," kata Dady. Seluruh teks yang ada dalam naskah kuno dapat pula dicari dan dibaca melalui situs digilib.pnri.go.id.

Terbatas

Penyalinan naskah atau buku ke dalam format digital baru dapat dilakukan untuk naskah kuno, sedangkan penyalinan buku-buku terbitan terbaru belum dapat dilakukan.

Dady mengatakan, penyalinan buku-buku terbitan baru terbentur masalah hak cipta yang dimiliki penerbit, sedangkan naskah kuno sudah menjadi milik negara. "Penerbit belum mau jika buku-buku yang diterbitkan diubah dalam bentuk digital karena semua orang dapat mengakses dengan gratis," katanya.

Menanggapi hal ini, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Supriyadi mengatakan, buku terbaru hanya akan disalin halaman depan, daftar isi, dan pendahuluannya. Hal ini untuk mempermudah pembaca untuk mencari buku yang dibutuhkan tanpa harus pergi ke perpustakaan.

"Untuk ke depannya kami berharap dapat mengubah semua koleksi ke dalam bentuk digital karena masyarakat di kota besar seperti Jakarta sudah sangat membutuhkan perpustakaan digital," ujar Supriyadi.

*Digunting dari Harian Kompas Edisi Kamis, 03 Januari 2008

Tidak ada komentar: